Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

LOGISTIK PADA BISNIS MANUFAKTUR

 

Logistik dalam bisnis manufaktur adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian aliran barang, informasi, dan sumber daya lainnya dari titik asal ke titik konsumsi dengan tujuan mendukung proses produksi dan distribusi produk akhir secara efisien dan efektif.

KOMPONEN LOGISTIK DALAM BISNIS MANUFAKTUR

1. Pengadaan Bahan Baku (Procurement)
Menyediakan bahan baku dan komponen dari pemasok yang dibutuhkan dalam proses produksi. Logistik memastikan bahan tiba tepat waktu, dalam jumlah dan kualitas yang sesuai.


2. Transportasi
Mengelola perpindahan bahan baku ke pabrik, serta distribusi produk jadi ke pelanggan atau distributor. Ini termasuk pemilihan moda transportasi (truk, kereta, kapal, dll) yang paling efisien.

3. Manajemen Persediaan (Inventory Management)
Mengatur jumlah stok bahan baku, barang setengah jadi, dan produk akhir agar produksi berjalan lancar tanpa kelebihan atau kekurangan.


4. Penyimpanan (Warehousing)
Melibatkan penyimpanan barang di gudang secara sistematis agar mudah diakses, diawasi, dan dilacak.


5. Distribusi
Penyaluran produk akhir ke pasar atau pelanggan dengan memperhatikan waktu, biaya, dan kualitas layanan.


6. Pengendalian dan Sistem Informasi
Penggunaan teknologi seperti sistem ERP (Enterprise Resource Planning) dan SCM (Supply Chain Management) untuk memantau, merencanakan, dan mengontrol seluruh aktivitas logistik.



TUJUAN UTAMA LOGISTIK
  • Menjamin ketersediaan bahan baku untuk produksi
  • Meminimalkan biaya logistik tanpa mengorbankan kualitas
  • Mempercepat waktu siklus produksi dan distribusi
  • Meningkatkan kepuasan pelanggan melalui pengiriman yang tepat waktu.

CONTOH PENERAPAN PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA (TMMIN)

1. Logistik Masuk (Inbound Logistics)

  • Koordinasi dengan Pemasok: TMMIN bekerja sama dengan ratusan pemasok komponen lokal dan internasional. Mereka menerapkan sistem Just In Time (JIT), di mana komponen dikirim ke pabrik sesuai dengan kebutuhan produksi harian untuk menghindari penumpukan stok.
  • Sistem Kanban: Digunakan untuk memantau kebutuhan dan pengiriman komponen secara real-time antar lini produksi.

2. Manajemen Gudang dan Inventaris

  • Penerapan Warehouse Management System (WMS): Sistem digital yang membantu mengelola lokasi penyimpanan barang, pengambilan barang, dan pengiriman secara efisien.
  • Zoning dan Barcode: Barang dikategorikan dalam zona tertentu dan diberi barcode untuk pelacakan cepat.

3. Produksi dan Logistik Internal

  • Synchronised Production Line: Produksi dilakukan secara sinkron antara berbagai lini dan bagian, di mana logistik internal mengantar komponen dari satu tahap ke tahap berikutnya sesuai urutan produksi.
  • Automated Guided Vehicles (AGV): Kendaraan otomatis digunakan untuk memindahkan barang di dalam pabrik.

4. Outbound Logistics (Logistik Keluar)

  • Distribusi Mobil ke Dealer: Setelah mobil selesai diproduksi, TMMIN mengatur pengiriman ke jaringan dealer di seluruh Indonesia dengan menggunakan truk car carrier dan kapal laut untuk daerah kepulauan.
  • Tracking Delivery: Semua pengiriman dilengkapi dengan sistem pelacakan agar dealer dan pelanggan bisa mengetahui status pengiriman.

5. Penggunaan Teknologi Informasi

  • ERP & SCM Systems: TMMIN menggunakan sistem ERP (seperti SAP) yang terintegrasi dengan sistem manajemen rantai pasok (SCM) untuk memastikan aliran informasi dan barang berjalan lancar dari pemasok hingga ke pelanggan akhir.

Hasil dari Penerapan Logistik yang Efektif

  • Mengurangi biaya penyimpanan dan pemborosan
  • Mempercepat waktu produksi dan pengiriman
  • Meningkatkan ketepatan waktu dalam distribusi produk
  • Mendukung pencapaian standar kualitas tinggi Toyota (Toyota Production System)

Posting Komentar untuk "LOGISTIK PADA BISNIS MANUFAKTUR"